Rabu, 06 Januari 2010

Menjaga Kelestarian

Tidak bisa disanggah lagi kalau di era kini, segala aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat ketergantungan kepada ketersediaan energi. Hampir di semua sector kegiatan, energi menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan kecukupan ketersediaan energi dinegara tersebut. Sebut saja negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, bahkan Korea. Dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan factor kelestarian lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat mahluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak lingkungan hidup, sama saja dengan mencelakakan diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan sangat berkaitan dengan negara lain, karena kita tinggal di bumi yang sama. Sebab itu pula setiap negara sangat berkewajiban untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mencegah hal-hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti pemanasan global. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, permukaan air laut naik, yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan iklim, yang kini sudah terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini. Kesemua itu karena lingkungan tempat manusia dan mahluk hidup lainnya sudah tercemar. Bahkan menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global. Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia, adalah terjadinya hujan asam.
Di Indonesia sendiri, memasuki tahun 2006 telah terjadi angin badai di beberapa perairan yang mengakibatkan banjir di daerah sekitar pantai hingga berhari-hari. Akibatnya para nelayan tidak bisa turun ke laut untuk mencari ikan, sehingga mereka mengalami masa-masa paceklik. Belum lagi lebatnya curah hujan mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Kejadian-kejadian ini tentu masih punya kaitan dengan pemanasan global akibat kerusakan lingkungan. Kalau penyebab-penyebab kerusakan global ini tidak ditanggulangi untuk ditekan sekecil mungkin, tentu kerusakan lingkungan yang sudah terjadi ini akan semakin parah yang akibatnya jugaakan merugikan semua mahluk hidup termasuk kita.
Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh, adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari pembakaran itu berakibat terjadinya emisi rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global.
Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara secara besar-besaran, dilakukan orang untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, industrialisasi, dan transportasi. Khusus untuk bahan bakar pembangkit tenaga listrik, sebenarnya penggunaan bahan bakar fosil sudah bisa ditekan sekecil mungkin, karena ada teknologi modern yang menggunakan bahan bakar lain non fosil yang lebih irit produktif, aman dan tidak menimbulkan polusi. Disamping itu pun bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak harganya cenderung terus meningkat, persediaannya juga sangat terbatas. Orang tidak mungkin harus ketergantungan terus menerus kepada bahan bakar minyak, karena suatu saat cadangannya akan habis. Oleh karena itu bagi Indonesia kini saatnya kita memanfaatkan bahan bakar non fosil untuk berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik. Dengan demikian selain turut melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup secara global, juga sebagai langkah penghematan cadangan sumber daya alam yang sudah semakin menipis di negeri ini.

Malam Mengenang Gusdur

Meski diguyur hujan, puluhan tokoh agama, aktivis pro-demokrasi, dan warga tetap memadati kegiatan bertajuk "Sejuta Lilin Duka Lintas Iman untuk Gus Dur", di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat.
Acara yang digelar demi mengenang jasa mantan Presiden RI ke-4 dan Ketua PBNU itu dibuka Djohan Effendi, oleh Menteri Sekretaris Negara era Gus Dur.
Setalah itu acara dilanjutkan dengan orasi dari sejumlah tokoh lintas agama dan profesi seperti todung Mulya Lubis, Syafii Anwar, HS Dillon, Gunawan Muhammad, M Dawam Rahardjo dan Ifdhal Kasim.
Pada acara yang digagas Gerakan Antar Iman Se-Indonesia itu, putri bungsu Gus Dur Inayah Wulandari memberi sambutan. "Terus terang atas nama keluarga kami seperti kehabisan kata-kata melihat begitu luar biasanya kecintaan masyarakat terhadap Bapak, termasuk yang hadir di sini. Semoga kita bisa terus memperjuangkan ide-ide Gus Dur di masa mendatang. Terima kasih untuk semua," katanya dengan suara bergetar.
Usai sambutan Inay, begitu panggilan akrabnya, lalu menyalakan lilin sebagai simbol apresiasi terhadap perjuangan Gus Dur yang menerangi banyak orang terutama kelompok minoritas. Dari lilin yang dipegangnya lilin-lilin yang ada ditangan sejumlah tokoh lintas agama di atas panggung dinyalakan, dan secara estafet ke semua peserta yang hadir malam itu.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan doa yang dipanjatkan tokoh lintas agama dan kepercayaaan. Mulai dari kelompok kepercayaan, Sikh, Bahai, Hindu, Budha, Katolik, Kristen, Konghucu, hingga Islam. Doa dilantunkan dengan khidmat.

Tour ke Pulau Komodo (melalui Labuan Bajo)

Rute Perjalanan:
Suatu program perjalan yang menarik berkunjung ke Pulau Komodo melalui Labuan Bajo. Mulai dari Bali dengan paket 3 hari melalui Labuan Bajo di Manggarai Barat di Flores, Rinca, dan pulau Komodo. Perjalanan yang menarik untuk melihat binatang Komodo Taman Binanag National dengan lokasi yang terisolasi dari daerah keramaian turis melangkah ke alam liar yang alami di pulau Komodo yang menawarkan hamparan keindahn laut, ikan yang berwarna-warni, binatang liar, dan pemandangan bawah air laut yang menarik.
Program sebagai berikut:
Hari ke-1: Denpasar – Labuan Bajo – Rinca.
Stelah makan pagi di hotel di antar ke bandara untuk terbang ke Labuan Bajo pada pagi hari. Tiba di bandara Labuan Bajo dijemput dan diantar ke local restaoran untuk makan siang. Kemudian menuju ke pelabuhan dan dengan boat menuju ke Rinca. Perjalanan kaki mulai di Rinca melihat kehidupan binatang liar komodo dan binatang lain sebagai tujuan utama perjalanan ini. Menginap di perahu ( makan siang dan malam )
Hari ke-2: Tour Pulau Komodo
Tujuan utama dari tour ini adalah menyelusuri kehidupan liar di pulau Komodo.
Bangun awal pada pagi hari untuk makan pagi dan melanjutkan jalan kaki melalui hutan tropis kering yang manawarkan kehidupan binatang liar yang menarik untuk dikunjungi, selain binatang Komodo juga binatang liar lainnya bias di lihat seperti: kuda, sapi, kijang, babi dan berbagai jenis burung tropis. Setelah perjalanan lama kembali ke perahu dan menuju Pantai Merah, pantai yang nyaman dan indah untuk bersantai disana, bisa berenang, menikmati pemandangan indah bawah air laut dengan ikan yng berwarna-warni. Makan sing di perahu dan kembali ke Labuan Bajo untuk menginap di hotel ( makan pagi, siang dan malam )
Hari 3: Labuan Bajo – Berangkat ke banadara
Makan pagi di hotel. Di antar ke bandara untuk terbang kembali ke Bali.
Paket termasuk:
• Akomodasi yang disebutkan dalam program
• Makanan sesuai dengan program
• Tiket pesawat , Denpasar - Labuan Bajo - Denpasar
• Antar jemput ke / dan dari bandara
• Tiket Perahu pulang pergi
• Mobil pakai AC
• Tiket masuk tepat wisata
• Jasa pemandu
• 21% pajak dan jasa pelayanan
Paket tidak termasuk:
Pajak di bandara, soft drink, bir, cuci pakaian, pakai telepone, ansuransi, pengeluaran pribadi, biaya conservation USD 15.00/orang, tip and gratuities.

KOMODO , Binatang Kebanggaan Manggarai dan Indonesia

PROPINSI NTT sejak 2007 sudah dicanangkan sebagai daerah unggulan baru pariwisata di kawasan timur Indonesia. Pencanangan itu antara lain bertujuan menjadikan NTT sebagai gerbang Asia-Pasifik berbasis pariwisata, seni, dan budaya.

Salah satu icon pariwisata di NTT adalah komodo (varanus komodoensis), kadal raksasa yang terdapat di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Pemerintah sudah melindungi binatang purbakala itu dengan menetapkan kawasan seluas 173.300 hektar (ha) yang terdiri dari 40.728 ha daratan dan 132.572 ha laut, sebagai Taman Nasional Komodo (TNK) pada 6 Maret 1980. Dalam kawasan ini ada tiga buah yakni Pulau Komodo (33.937 ha), Pulau Rinca (19.627 ha) dan Pulau Padar (2.017 ha).

Tahun 1986 kawasan ini ditetapkan sebagai Cagar Biosfer. Tahun 1991 UNESCO mengukuhkan binatang komodo sebagai warisan dunia di Indonesia. Tak bisa dipungkiri lagi daya tarik kadal raksasa ini bagi dunia pariwisata. Maka tak ada alasan bagi siapa pun untuk menyelamatkan binatang purbakala itu dari kepunahannya. Kelestariannya hanya bisa dijaga dengan menjamin agar alam lingkungannya tetap asli, tidak dirusak. Flora dan fauna yang berada dalam kawasan itu saling mendukung.

Populasi komodo pada tahun 2000 terdata 1.009 ekor di Pulau Komodo dan 1.001 ekor di Pulau Rinca. Data tahun sebelumnya di Pulau Komodo ada 1.062-1.772 ekor komodo sedangkan di Pulau Rinca berkisar 1.110- 1.344 ekor. Pendataan oleh BTNK tahun 2003, tercatat ada 2.616 ekor komodo yang hidup di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Jumlah ini turun drastis pada tahun 2005 yakni 2.535 ekor. Disebutkan bahwa komodo yang masih kecil banyak yang mati karena kesulitan mendapatkan makanan.

Penurunan ini akibat terganggunya ekosistem habitat komodo selain tekanan-tekanan alam pada habitatanya termasuk berkurangnya mangsa utama komodo. Sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan populasi komodo antara lain, kerusakan habitat asli akibat ulah manusia diantaranya pembakaran hutan dan areal lain dalam TNK, perburuan liar terhadap mangsa utama komodo yakni rusa, selain tekanan-tekanan alam dan manusia. "Jelas kita semau bisa lihat ada trend penurunan populasi komodo lima tahun terakhir akibat berbagai tekanan yang dialami binatang ini. Kalau kita semua tidak bersama menjaga kelestarian dari satwa langka ini maka diprediksi dalam rentang waktu dekat dan menengah sekitar 10-20 tahun mendatang binatang ini bisa punah," kata Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Drs. Tamen Sitorus.
Sesuai hasil survai yang dilakukan berbagai elemen bidang pariwisata, komodo masih menjadi "magnet utama" bagi kunjungan wisatawan. Kebanyakan turis yang datang ke TNK, tujuan utamanya adalah ingin melihat komodo selain menikmati keindahan alamnya. Sitorus mengakui wisatawan mancanegara yang berwisata ke Mabar tujuan utamanya adalah melihat binatang komodo.
"Turis yang datang pertama kali di daerah ini hanya punya satu tujuan utama yakni melihat komodo. Dan apabila turis yang sama itu datang lagi maka untuk lihat komodo bukan lagi tujuan utama tapi mereka itu datang hanya untuk menyelam serta menikmati panorama laut serta wisata alam lainnya," kata Sitorus. Kunjungan turis tahun ini sudah mencapai 7.347 orang. Tahun 2006 turis yang datang ke TNK mencapai 17.673 orang, 2007 meningkat menjadi 20.069 orang. Perkembangan yang menggembirakan dan menggairahkan.
Namun salah satu masalah yang dihadapi ialah sarana prasarana penunjang seperti hotel/penginapan, restoran, transportasi dan komunikasi. Di bidang komunikasi, internet dan jaringan telepon masih menjadi kendala. Sudah ada sebuah hotel berbintang namun masih dirasakan masih kurang. Karena itu pada tahun depan sudah ada pembangunan satu buah hotel berbintang lagi berstandar internasional.

Masalah lainnya, para wisatawan kebanyakan masuk dari NTB dan langsung ke Pulau Komodo maupun Pulau Rinca untuk melihat komodo. Ini tantangan bagi Pemkab Mabar untuk menjadikan Labuan Bajo memiliki daya tarik tersendiri agar para turis mau datang ke Labuan Bajo, entah sebelum atau sesudah ke Pulau Komodo. Sesuai sejarah, binatang purbakala itu sudah menyatu dengan manusia di Pulau Komodo. Warga Kampung Komodo sampai sekarang menganggap komodo sebagai nenek moyang mereka yang harus dihormati.
Isaka Mansyur, warga Kampung Komodo, mengisahkan pada jaman dahulu hiduplan seorang putri di Pulau Komodo dan warga setempat menyapanya dengan Putri Naga. Sang putri kemudian menikah dengan seorang pemuda bernama Majo. Lahirlah anak kembar dari pasangan ini, seorang bayi lak-laki dan seekor naga.
Anak laki-laki diberi nama Gerong dan dibesarkan di dalam kampung, sedangkan naga tadi diberi nama Ora dan dibesarkan di hutan. Kakak beradik ini tidak saling mengenal. Beberapa tahun kemudian, Gerong berburu di hutan. Gerong hendak membunuh rusa, tapi mendadak hadir seekor kadal besar dari semak belukar dan berusaha menyelamatkan rusa itu. Gerong berusaha tetapi tidak mampu sebab kadal itu sudah menguasai rusa. Gerong marah dan mengangkat tombaknya hendak membunuh kadal raksasa itu. Saat itu tiba-tiba muncul pula seorang wanita cantik. Wanita itu mengatakan kepada Gerong bahwa kadal itu adalah saudaranya sendiri yang bernama Ora, jangan dibunuh. Sampai saat ini, warga Kampung Komodo masih menganggap komodo sebagai Ora, saudara mereka sehingga bisa hidup berdampingan satu sama lain.

Batik Indramayu

Batik Indramayu termasuk dalam jenis Batik Pesisir jika dilihat dari jenis pola-pola yang ada, mayoritas motif batik yang digunakan di Indramayu hadir dalam kegiatan penangkapan ikan di laut. Motif batik di Indramayu banyak mendapat pengaruh besar dari gambar atau motif kaligrafi dari Arab, Cina atau daerah Jawa Tengah / Jawa Timur.
Karakteristik menonjol dari Batik Indramayu adalah ranggam dinyatakan flora dan fauna bahkan, dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Motif Etong, misalnya, menggambarkan berbagai satwa laut yang dibawa pulang oleh setelah ikan laut seperti ikan, udang, cumi, ubur-ubur dan kepiting. Motif Kapal Terdampar menyiratkan bahwa kapal nelayan berada pada batu yang sedang terdampar. Motif Ganggeng, sesuai dengan nama yang menjelaskan jenis rumput laut yang ditemukan di Pantai Utara Jawa.
Sedangkan motif Kembang Gunda adalah tanaman yang tinggal di pesisir pantai dan bisa menjadi lauk pecel. Selain menjelaskan kegiatan di pesisir, batik motif khas Indramayu juga menggambarkan bahwa ada kegiatan sehari-hari seperti Motif Swastika, Motif Merak Ngibing, Motif Kereta Kencana, dan Motif Rombeng Jati. Motif Swastika diilhami oleh masa penjajahan Jepang, menggambarkan simbol kekerasan yang terjadi selama penjajahan Jepang. Merak Ngibing diilhami oleh motif yang indah burung merak. Sementara motif Kereta Kencana merupakan gambaran Raja Wilarodra yang sedang berada di kandang kuda kerajaan. [Batikkita]

Selasa, 05 Januari 2010

BATIK CIREBON

Keunikan motif serta corak yang dihasilkan dari batik-batik berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa, khususnya bagi kekayaan batik Indonesia. Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang di miliki oleh bangsa Indonesia.
Bilamana kita ingin melihat banyaknya kekayaan desain motif batik Indonesia contoh yang paling sederhana bisa dilihat di wilayah Jawa Barat saja. Walaupun masih dalam satu propinsi dan kultur budaya yang sama, tiap-tiap daerah seperti Cirebon dengan Indramayu sudah memiliki karakter dan desain motif yang berbeda. Antara Cirebon dan Garut juga memiliki perbedaan yang sangat jauh sekali dan sangat signifikan perbedaannya.
Secara umum batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran. Namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik Keraton. Hal ini karena di Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebon Klasik seperti motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas dan lain-lain.
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan (ciri khas) batik Cirebon dibandingkan dengan produksi batik dari daerah lain adalah sebagai berikut
1. Batik Cirebonan untuk desain-desain klasik tradisional biasanya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian motif tertentu. Disamping itu ada unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.
2. Batik Cirebonan tradisional/klasik selalu bercirikan dengan latar belakang (dasar kain) berwarna lebih muda dibandingkan dengan warna garis motif utamanya
3. Bagian latar/dasar kain biasanya bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki akibat penggunaan lilin yang pecah sehingga pada proses pewarnaan mengakibatkan zat warna yang tidak dikehendaki menempel pada kain.
4. Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus (canting tembok dan bleber).
5. Warna-warna batik Cirebonan klasik biasanya dominan warna kuning, hitam (sogan gosok) dan warna dasar krem, sebagian lagi berwarna merah tua, biru, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
Kelima ciri tersebut merupakan hal teknis keunggulan dari batik Cirebonan klasik/tradisional.
Lain halnya dengan kelompok batik Cirebonan yang termasuk kelompok batik Pesisiran. Karakter batik Cirebonan Pesisiran dipengaruhi oleh sebagaimana karakter penduduk masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh asing. Daerah sekitar pelabuhan biasanya banyak orang asing singgah, berlabuh hingga terjadi perkawinan lain etnis (asimilasi) maka batik Cirebonan Pesisiran lebih cenderung menerima pengaruh dari luar.
Batik Cirebon lebih cenderung memenuhi atau mengikuti selera konsumen dari berbagai daerah (lebih kepada pemenuhan komoditas perdagangan dan komersialitas), sehingga warna-warna batik Cirebonan Pesisiran lebih atraktif dengan menggunakan banyak warna.
Produksi batik Cirebonan pada masa sekarang terdiri dari batik Tulis, batik Cap dan batik kombinasi tulis cap. Pada tahun 1990 – 2000 ada sebagian masyarakat pengrajin batik Cirebonan yang memproduksi kain bermotif batik Cirebon dengan teknik sablon tangan (hand printing), namun belakangan ini teknik sablon tangan hampir punah, dikarenakan kalah segalanya oleh teknik sablon mesin yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar.

Senin, 04 Januari 2010

NTT dan pulau komodo

Pulau Flores dan sekitarnya seperti Pulau Lembata, Adonara, Solor, dan Komodo, dikenal kaya dengan obyek wisata yang unik, dan bernilai tinggi. Empat obyek wisata di antaranya sudah dikenal hingga mancanegara, yakni biawak raksasa komodo di Komodo, taman laut Riung, danau berwarna Kelimutu, dan perburuan paus kotaklema di Lamalera.

Obyek-obyek wisata tadi berada dalam satu lintas tujuan wisata nasional, yakni Bali dan Senggigih di Lombok (Nusa Tenggara Barat). Meski demikian, obyek wisata di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tadi belum dikelola secara maksimal. Belum bernilai ekonomis bagi daerah dan penduduknya, serta sepi kunjungan wisata.

Kiprah wisata di Flores terputus, tidak hanya dari arah barat (Bali dan Lombok), tetapi juga daratan pulau itu sendiri. Flores yang kini meliputi tujuh kabupaten, termasuk Lembata, belum memiliki payung bersama dalam mengelola pariwisatanya. Mereka masih asyik berjuang sendiri-sendiri.

Tidak dapat disangkal, biawak raksasa komodo yang menghuni kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores, adalah kekhasan Indonesia. Biawak dari zaman prasejarah ini masih hidup hingga di zaman modern seperti sekarang ini, dan menjadi daya tarik satu-satunya yang dimiliki dunia saat ini.

TNK terkenal hingga pelosok dunia karena menyimpan dua objek wisata berdaya tarik tinggi. Selain kadal raksasa komodo tadi, juga bentangan kawasan perairannya yang kaya berbagai jenis biota lautnya.

Biawak komodo (Varanus komodoensis)—reptil darat terbesar di dunia—di TNK hidup menyebar di Pulau Komodo, Rinca, dan Gilimotang. Sekitar 2.000-an ekor reptil ini disebut ora oleh masyarakat setempat dan termasuk binatang pemakan bangkai dan terkadang kanibal. Mangsa yang sekaligus menjadi makanannya adalah rusa, babi hutan, kerbau dan kuda liar.

Kekuatan lain dari TNK adalah kekayaan kandungan air lautnya. Kawasan laut TNK seluas 132.572 hektar, memiliki kandungan biota tergolong kaya di dunia. Hasil penelitian bahkan menyebutkan terumbu karang dalam kawasan TNK sebagai terindah di dunia karena bentuk dan warnanya beraneka. Terumbu karangnya terdiri dari 260 jenis.

Di perairan TNK terdapat lebih dari 1.000 jenis ikan bernilai ekonomis tinggi, seperti kerapu dan ikan napoleon (Chelinus undulatus), jenis ikan langka yang menjadi hidangan bergengsi di China.

Perairan TNK juga merupakan tempat berlindung dan bertelur berbagai jenis ikan karang, penyu hijau dan penyu sisik. Perairan yang sama merupakan jalur lintasan sekitar 10 jenis paus, enam jenis lumba-lumba dan ”ikan duyung” dugong.

Setelah mengunjungi TNK biasanya perjalanan wisata di Flores akan dilanjutkan antara lain menuju Riung di Kabupaten Ngada. Selain memiliki perairan laut yang jernih, pulau kelelawar Ontoloe, serta pulau-pula berpasir putih, Riung juga menyimpan potensi taman laut yang indah.

Perjalanan wisata ke kawasan Pulau Flores terasa tidak lengkap jika wisatawan tidak menyempatkan diri mengunjungi danau berwarna Kelimutu di Ende. Obyek wisata yang satu ini menyimpan misteri alam yang tiada duanya karena warnanya berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Danau ”ajaib” itu ditemukan oleh Van Suchtelen, pegawai pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. Danau vulkanik itu dianggap ajaib atau misterius karena warna ketiga danau itu berubah-ubah, seiring dengan perjalanan waktu. Awalnya, Kelimutu memiliki tiga danau masing- masing berwarna merah, putih, dan biru. Selalu berubah-ubah dalam setiap waktu, dan pada medio Oktober ini, dua dari tiga danau itu berwarna coklat, lainnya hijau. (rn)

Batik Madura

Sebagai sebuah bentuk karya seni budaya, batik Madura banyak diminati dan digemari oleh konsumen lokal dan interlokal. Dengan bentuk dan motif yang khas batik Madura mempunyaikeunikan tersendiri bagi para konsumen. Corak dan ragamnya yang unik dan bebas, sifat produksinya yang personal (dikerjakan secara satuan), masih mempertahankan cara-caratradisional (ditulis dan diproses dengan cara-cara tradisional) dan senantiasa menggunakan bahan pewarna alami yang ramah dengan lingkungan.
Sejarah mencatat Madura adalah produsen batik dan jamu yang cukup terkenal. Yang membuatnya menjadi seperti itu, barangkali karena kedua komoditas itu menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakatnya sendiri.
Industri kecil yang menjadi kebanggaan daerah ini memang batik. Bagi Madura, batik bukan hanya sehelai kain, namun telah menjadi ikon budaya dan sering menjadi objek penelitian banyak institusi. Di berbagai buku batik terbitan luar negeri, batik Madura menjadi perhatian khusus. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain panjang itu, merefleksikan karakter masyarakatnya. Khususnya batik buatan Tanjung Bumi di Kabupaten Bangkalan.
Tidak hanya di Tanjung Bumi saja, batik telah menjadi nilai seni budaya Indonesia di mata asing. Bahkan pakaian atau baju batik menjadi bagian dari pakaian resmi di Indonesia. Tidak jarang kita menemukan atau bahkan sering, para undangan, pejabat mengenakan pakaian batik pada acara resmi keluarga, negara dan lain sebagainya.
Intinya, Batik dengan bentuk dan corak yang berbeda, baik itu batik Madura, batik pekalongan, batik jawa, batik jogja,batik solo dan batik-batik daerah lain adalah karya seni budaya tinggi yang perlu untuk dipertahankan, dilestarikan, dikembangkan sehingga menjadi asset berharga bangsa ini dimata internasional.
Coba kita bayangkan bagaimana seandainya pakaian jas yang kini menjadi pakaian resmi kenegaraan di penjuru dunia, diganti dengan pakaian batik Madura atau batik Indonesia ? sungguh ini adalah suatu hal yang mungkin akan terjadi jika kita bisa mengembangkan batik Madura atau batik Indonesia secara professional.